Anak Kedua Selalu Salah Dimata Keluarga

Tetap mengatakan bahwa orangtua sayang dengan anak

Setelah menemukan titik terang, beritahu anak bahwa selama ini Mama dan Papa tetap sayang dengan anak, dan lupa untuk meminta maaf jika terjadi kesalahpahaman dari sikap-sikap sebelumnya.

Itulah yang menyebabkan mengapa anak selalu salah di mata orangtua, memahami bahwa manusia tidak ada yang sempurna dan mencontohkan anak agar menjadi pribadi yang bisa menerima kritik agar bisa selalu mengkoreksi satu sama lain, dapat membantunya dalam berkembang di kehidupan sosial.

Memahami alasan anak dengan tepat

Bagaimanapun, anak tetap bisa memiliki pemikiran atau pemahaman yang berbeda dengan orangtuanya, sehingga dengarkan alasan anak dengan tepat.

Dengarkan bagaimana anak menanggapi suatu situasi dari sudut pandangnya. Berbeda pendapat bukan berarti anak selalu salah.

Yakinkan bahwa prestasinya merupakan kebanggaan besar bagi keluarga

Setelah berbagai prestasi didapatkan oleh anak pertama, prestasi yang didapatkan oleh anak kedua tidak akan terasa begitu menggemparkan lagi. Itu hal yang wajar. Namun, usahakanlah untuk memperlihatkan bahwa prestasinya merupakan kebanggaan besar bagi keluarga dan patut dirayakan, Ma.

Anak tengah tidak akan pernah menang

Anak tengah berperan sebagai adik sekaligus kakak. Sebagai adik, ia diajarkan untuk selalu mematuhi atau menghormati saudara yang lebih tua darinya, yaitu kakaknya. Sebagai kakak, ia diajarkan untuk menjaga dan bersikap toleran pada saudara yang lebih muda darinya, yaitu adiknya.

Anak tengah tidak akan bisa menang dari kakak dan adiknya jika mereka bertengkar. Ia berpikir bahwa Mama-Papa akan berada di pihak kakak dan adiknya karena ia seharusnya menuruti sang kakak dan mengalah pada sang adik.

Ajak anak untuk diskusi terbuka

Akui bahwa Mama dan Papa tidak dapat membaca pikiran anak, begitu juga dengan anak. Sehingga, sampaikan apa yang ada dipikiran Mama pada anak. Gunakan bahasa-bahasa yang sederhana dan mudah ia mengerti.

Jaga agar komunikasi tetap berjalan dengan baik, berkepala dingin, dan menahan emosi.

Bangun komunikasi yang baik

Anak bisa saja mengalami atau merasakan sesuatu, tapi hanya diam saja. Begitu juga dengan anak kedua. Ia bisa saja merasa diabaikan, tapi tidak mengatakan apa pun. Untuk mengatasinya, cobalah untuk membangun keterbukaan lewat komunikasi yang baik, Ma.

Mama bisa jujur padanya, “Sulit untuk memperhatikan kalian semua sekaligus. Mama harus menjaga adikmu yang masih kecil dan di saat bersamaan, kakakmu sedang persiapan masuk ke SMP. Kalau kamu merasa diabaikan, bilang ya sama Mama. Bilang kalau kamu ingin Mama perhatikan. Kalau kamu nggak bilang, Mama akan berpikir kalau perhatian yang Mama berikan untukmu sudah cukup.”

Anak tengah biasanya banyak memakai barang-barang bekas kakaknya. Cobalah untuk mengurangi hal itu, Ma.

Ia mungkin akan mengerti mengapa ia diberikan barang bekas kakaknya. Namun, ia akan sangat menghargai jika diberikan yang baru, terutama barang penting seperti jaket.

Bisa juga Mama memberinya hak penuh untuk memutuskan film apa yang akan kalian tonton tanpa gangguan dari kakak dan adiknya. Itu akan membuatnya merasa istimewa.

Beri perhatian yang cukup

Pujilah apa pun yang ia buat selama itu positif, Ma. Sama seperti bagaimana Mama memuji kakak dan adiknya. Selain itu, jangan lupa tanyakan bagaimana harinya saat sedang bersama, ya.

Penting juga untuk menghabiskan waktu berdua dengannya. Tetapkanlah waktunya dan tandai di kalender sehingga ia tahu bahwa momen itu juga dinantikan oleh Mama. Dengan fokus padanya, Mama dapat meyakinkannya bahwa ia sama pentingnya dengan kakak dan adiknya.

Cara mengatasi anak yang mengalami middle child syndrome

Anak dengan middle child syndrome bisa terasa dingin, egois, dan sangat tertutup ketika di rumah. Namun, sebenarnya ia sangat pengertian, ramah, dan pintar bergaul di luar rumah. Ia lebih terbuka dengan teman-temannya.

Jika Mama memiliki anak dengan middle child syndrome dan ingin memperbaiki hubungan dengannya, Mama perlu mengingat bahwa anak mama perlu merasa diterima dengan apa adanya ia. Bagaimana caranya?

Berikut ini adalah beberapa tips untuk menangani middle child syndrome dilansir dari laman parents.com.

Memiliki gagasan yang dianggap "sempurna" untuk anak

Tidak dapat dipungkiri bahwa, tidak ada orangtua yang bisa benar sepanjang waktu. Walaupun mungkin merasa menanamkan gagasan yang “sempurna”, ketahui bahwa tidak ada satu orang pun di dunia ini yang benar-benar dapat mengklaim dirinya sangat sempurna.

Karena setiap orang bisa membuat kesalahan, baik anak maupun orangtua juga bisa membuat kesalahan.

Namun anak juga harus tahu, bahwa orangtua umumnya belum memahami betapa berbedanya dunia pada zaman dulu, sekarang, dan pada saat anak besar nanti. Sehingga, tak ada salahnya bagi anak untuk mendengar nasihat orangtua yang juga memiliki lebih banyak pengalaman daripada anak.

Anak tengah selalu disalahkan

Ketika kakak atau adik mengganggunya, si kakak  bisa saja memiliki harga diri yang tinggi untuk mengakui kesalahan karena terbiasa dihormati. Sementara itu, adik dipandang terlalu rapuh untuk disalahkan. Yang tersisa hanyalah si anak tengah untuk disalahkan.

Belum lagi jika ia dicap sebagai tukang buat onar atau pemberontak, ia akan sangat mudah disalahpahami jika sesuatu terjadi antara dirinya dan saudara-saudaranya.

Kadang, anak tengah dengan middle child syndrome mencari perhatian dengan cara yang cukup ekstrem. Salah satunya dengan memberontak. Inilah mengapa anak tengah kadang mendapat reputasi buruk dalam keluarga.

Selain itu, anak tengah cenderung diusahakan agar sama dengan si anak sulung. Anak sulung menjadi panutan untuk adiknya.

Jadi, jika anak pertama dikenal baik, pintar, dan berbagai cap lain yang positif, itu akan menjadi beban bagi adik-adiknya. Terutama bagi anak kedua. Jika ia tidak berhasil menyamai kakaknya, ia akan disalahkan.